-->

Riset Budidaya Lele dalam Tong (Tebar Padat)


Budidaya ikan lele telah banyak dilakukan oleh para petambak lele Tanah Air, media yang digunakan pun bermacam-macam mulai dari kolam terpal,kolam beton ataupun kolam tanah.Nah untuk kali ini saya akan mencoba membudidaya lele dalam kolam tong. Apa saja keuntungan dan kendalanya dalam budidaya lele ini. Mari kita lakukan riset...cuss.

Latar Belakang.

Diawali rasa penasaran saya dengan budidaya ikan yang mudah dan praktis tanpa membutuhkan banyak sumber daya sehingga dalam pemkiran saya apakah setiap rumah akan bisa memelihara ikan sebagai sumber kebutuhan protein keluarganya ataupun dijual dan mampu menambah pemasukan keuangan yang berkelanjutan.Lalu apakah sistem ini juga akan bisa skalable ke arah yang lebih besar dan mampu memenuhi kebutuhan pasar,semua pertanyaan di atas pada akhirnya membawa saya untuk melakukan riset ini.

Persiapan.

Pertama saya mencari tong yang akan saya jadikan sebagai media budidaya,saya memilih tong berukuran 200 liter karena saya rasa itu sudah cukup untuk mendukung riset ini,saya mendapatkan tong ini di lapak Madura seharga rp.200.000,setelah tong saya dapatkan saya memulai mengisinya dengan air tanah yang ditaburi garam sebanyak 1cangkir dan 2 botol yakult serta air gula satu gelas lalu di aerasi selama satu minggu,tong tidak saya isi penuh saya hanya mengisi setengahnya atau sekitar 100 liter.

setelah diaerasi selama satu minggu warna air berubah dan memiliki aroma yang khas,namun sebelum memasukan bibit saya membeli dua tong tambahan berukuran kecil,tong ini akan saya manfaatkan sebagai penampungan air yang keluar dari tong besar dimana air tersebut akan saya treatment menjadi air yang nantinya bisa digunakan kembali kedalam tong besar.

Alat dan Bahan.



Alat yang paling penting dalam riset ini adalah PH meter karena saya akan menjadikan PH sebagai acuan untuk melakukan tindakan yang saya anggap perlu terhadap budidaya lele.PH untuk budidaya ini saya tetapkan antara 6,8 s/d 8..nilai tersebut saya dapatkan berdasarkan penelitian dan pencarian di website wikipedia serta narsum para pembudidaya.,pada dasarnya agar pertumbuhan lele bisa maksimal dan menjauhkan lele dari stress,maka kita harus mengumpulkan beberapa data yang penting.




selanjutnya saya membeli 2 pompa udara areator ukuran kecil yang akan saya tempatkan di bak penampungan 1 dan tong utama, aerator pada tong utama bertujuan mencegah endapan pada dasar kolam agar tidak terjadi atau menumpuk,dan membawa amonia yang biasanya mengendap pada dasar kolam supaya terbawa melalui gelembung air yang bergerak ke atas,sedangkan aerator pada penampungan 1 adalah agar air yang keluar dari tong besar langsung  masuk ke sistem aerator yang sudah disiapkan di tong penampungan 1.. daya listrik masing masing aerator adalah 3 watt, jadi saya rasa cukup irit.




selanjutnya kita membeli pompa air yang memiliki ukuran sedikit besar minimal memiliki kemampuan membawa air setinggi 3 meter untuk memompa air dari bak penampungan 2 ke ember/bak pancuran yang posisinya nanti berada lebih tinggi dari tong besar. daya listriknya sekitar 10 watt, namun kita tidak menyalakannya secara terus menerus,melainkan hanya setiap bak pancuran kosong,disini saya bahkan menggunakan otomatis switch yang biasa digunakan untuk toren air rumah,dimana cara kerjanya pun sama yaitu menyalakan pompa air secara otomatis ketika bak pancuran kosong.

disini kita pahami aliran air hanya dibuat berputar di lingkungan budidaya itu sendiri dimulai dari tong besar kemudian air mengalir ke tong penampungan 1  lalu alirkan ke tong penampungan 2 lalu air  dipompa ke ember pancuran yang ada di atas tong besar dan air dari ember pancuran tersebut memancar secara terus menerus ke tong besar hal ini diharapkan mampu menambah kadar oksigen dalam air dan merubah senyawa amonia yang berbahaya menjadi nitrat yang cenderung lebih aman untuk budidaya lele.

Tebar Benih Lele.




Benih lele yang saya gunakan adalah jenis lele sangkuriang, saya membeli rp.300 per ekor dan membeli sebanyak 500 ekor, untuk riset kali ini benih yang digunakan berukuran 5-6-7 cm, benih saya tebar pada sore hari dikarenakan saya membeli bibit lumayan siang, padahal waktu yang tepat untuk penebaran konon adalah pada pagi hari. saat awal penebaran lele terlihat sehat dan lincah, namun setelah 2 hari saya menemukan beberapa bibit lele yang menggantung lalu kemudian mati keesokan harinya,bibit lele mengalami bercak merah dengan kondisi perut yang rata rata kembung, kesalahan saya adalah tidak membawa alat ukur PH saat pembelian bibit, sehingga saya tidak mengetahui berapa PH air di tempat pembibitan,maka dengan kejadian ini saya menduga pasti ada perbedaan mencolok, walau kondisi PH kolam saya cenderung netral pada kisaran PH 7-7,5 namun bisa jadi PH di tempat pembibitan jauh lebih tinggi atau lebih rendah,perubahan mendadak kondisi air pada bibit lele menyebabkan lele stress dan terserang penyakit yang biasanya disebabkan oleh virus Aeromonas,dimana virus ini memang sudah sangat terkenal dikalangan pembudidaya yang biasanya tanpa ampun akan langsung menyerang lele yang kesulitan beradaptasi dan mengalami stress,sekitar 4 hari saya harus dengan ikhlas mengambil bibit bibit yang mati di tong dimana perhari bisa mencapai 5-10 ekor bibit lele yang mati,nah.,baru pada hari kelima bibit lele sudah terlihat bisa beradaptasi dengan kolam dengan ciri ciri lele sangat lahap ketika diberi pakan,dan tidak ada lagi lele yang menggantung,FYI di minggu pertama ini saya masih menggunakan pakan FF99.dengan cara pemberian pakan yang di loss dan tanpa di bibis.


to be continue...


0 Response to "Riset Budidaya Lele dalam Tong (Tebar Padat)"

Post a Comment

Cerita seru lainnya di blog ini..

PENYEBAB BUSI MOTOR BASAH

PENYEBAB BUSI MOTOR HONDA SUPRA-FIT BASAH Setelah bolak balik nyari di Internet tentang masalah Busi motor ane yang selalu basah.. Ane ...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel